Reason for Heuristic Models

This article will aim to highlight an important idea: the basis of well performing models does not necessarily require them to be overly complex. In our current era of data modeling, we are often…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Pulang bareng.

━ part 45

Kalian mungkin yang melihat secara langsung akan merasa bahwa Jiro sedang dikejar setan. Pada kenyataannya, beliau ini sedang berlari mengambil motor untuk mengantar crushnya pulang.

Waktu yang biasa ditempuh dari kosan ke gedung Fakultas Ilmu Komunikasi sekitar 10-15 menit, kini hanya kurang dari 10 menit. Effort ini memang harus diacungkan jempol untuk masa PDKT.

Mungkin kata PDKT hanya berlaku pada Jiro, karena yang kalian ketahui bahwa terlihat dengan jelas bukan? Kalau Edith sepertinya tidak menganggap Jiro lebih sebagai partner announcer dan teman se-UKMnya. Walaupun kita tidak ada yang tau ya sama masa depan.

Sesampainya ia di kosan, ia segera ke kamarnya untuk mengambil kunci motor. Setelah itu, turun kembali ke lahan parkir yang berada di dalam gedung kosan.

"Gue deg deg an, gue boncengin mbak crush lagi," sorak porak dalam hati Jiro yang membuatnya sampai gemetar karena happy.

Dalam perutnya seperti ada kupu-kupu yang ingin terbang bebas. Ia merasakan sampai tenggorokan sehingga jantungnya berdebar dengan hebat. Jiro manusia yang selalu jomblo ini, tiba-tiba merasakan gejolak dalam hatinya, membuat dirinya selalu semangat jika bertemu dengan crush. Sama halnya dengan kalian yang selalu semangat bertemu crush di sekolah ataupun kampus.

Kemudian, ia menyalakan mesin motornya dan segera menancap gasnya perlahan. Nalurinya mengatakan bahwa Edith akan luluh jika tau hal tersebut. Ia sangat yakin hal itu.

Sesampai di area kampus, ia segera menuju area Fakultas Ekonomi.

Selama perjalanan ini, senyum di wajahnya tidak lepas. Ujung bibirnya yang semakin lama semakin menipis itu terlihat dengan jelas. Dan mungkin, pipinya juga terlihat sedikit memerah.

Saat ini Jiro sudah berada di kantin Fakultas Ekonomi. Ia memainkan ponselnya secara random. Dan tak lama, seseorang duduk di hadapannya. Jiro cukup terkejut.

"Sorry. Kamu nunggu lama ya?" Suara lembut sedikit medok itu membuat Jiro sadar.

"Engga kok. Gue baru juga sampe," jawab Jiro mematikan ponsel dan tersenyum tipis.

"Mau langsung balik?" sambung Jiro.

"Boleh deh, tapi nanti boleh mampir dulu gak ya ke toko buku deket sini?" tanya Edith.

"Boleh kok." Seperti biasa, dengan cepat ia menjawab.

Keduanya berjalan menuju parkiran. Jiro menyalakan mesin motornya dan kemudian Edith menaiki motor Jiro. Keduanya segera keluar dari area kampus.

Selama perjalanan cukup hening, hanya ada suara Edith yang menunjukkan arah toko buku yang ia maksud. Jiro berusaha menahan detak jantungnya yang semakin kencang berdetak.

Edith turun dari motor Jiro dan berdiri di sebelah Jiro. Jiro mematikan mesin motor dan ikut turun dari motor.

Edith memimpin jalan di depan dan Jiro mengikuti Edith. Jiro menyamakan langkah kakinya agar sejajar dengan Edith.

"Ternyata kucing-kucing di fakultas seni gede-gede ya?" ucap Edith membuka pembicaraan.

"Iya 'kan?" jawab Jiro terlalu excited, sehingga Edith tertawa kecil.

"Iya! Mereka gembul banget, gue sampe lupa waktu pas main sama mereka," sahut Edith.

"Syukur deh lo seneng pas ketemu kucing di sana," balas Jiro tersenyum lega.

"Thanks ya."

"Anything for you, Dith."

Edith tersenyum. Kemudian ia sibuk mencari buku yang ia inginkan. Jiro hanya mengikuti di belakang tanpa menganggu.

Add a comment

Related posts:

How to wash Hair Properly

Washing your Hair appropriately is significant for keeping up with its Health and tidiness. Here are some moves to follow for washing your Hair really: Begin by completely wetting your hair with warm…

A Gift Overdue !

This letter was written to make sure that a person who has helped me in my difficult times must receive his reward. In Amal Academy I have learned that a compliment is the least expensive gift that…

Intentional design seen through a hip hop album cover.

Wickedness or weakness? Life or death? Predetermined fate or self-fulfilling prophecy? These are some of the questions posed by the opening words on Kendrick Lamar’s 2017 album, DAMN.. Throughout the…